Di akhir surat Ad-Duha Allah memerintahkan kita untuk menyatakan kesyukuran atas nikmatNya. "Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)." Berjumpa Ramadhan, berpuasa, beribadah, dan merayakan Eidul Fitri bersama keluarga dan masyarakat merupakan nikmat dan barokah luar biasa dari Allah swt.

Bersyukur berarti juga sadar bahwa nikmat yang kita dapatkan bukan semata-mata hasil usaha kita. Di pertengahan surat Ad-Duha, Allah mengingatkan, "Bukankah Dia (Allah) mendapatimu (Muhammad) sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu)?"

Selalu ada orang yang membantu bahkan tanpa sepengetahuan kita. Kita bisa sahur karena ada yang bangun lebih awal untuk memasak. Kita bisa berbuka puasa bersama menyantap hidangan yang disiapkan oleh saudara yang mungkin tidak kita kenal. Kita bisa beribadah dengan nyaman di masjid yang dibersihkan setiap hari. Anak-anak berbahagia di hari raya mendapatkan hadiah dan bermain bersama kakak-kakak yang baik.

Dan juga banyak yang mendoakan kita tanpa diminta. Doa-doa qunut di setiap tarawih meminta ampunan dan rahmat dari Allah swt untuk semua Muslim. Doa untuk saudara-saudara kita yang tertindas dan yang kesulitan. Doa anak untuk orang tuanya. Doa orang tua untuk anaknya. Yang paling banyak membantu dan mendoakan tentunya adalah orang tua. Hampir lima tahun lalu di bulan ini, almarhum ayah saya meninggal. Saya merasakan kehilangan supporter yang kuat yang tanpa saya sadari membentuk cara berpikir dan kepribadian saya. Dalam setiap kebaikan yang kita lakukan ada peninggalan orang lain di dalamnya.

Nabi Muhammad saw kehilangan ayahnya sebelum beliau lahir. Beliau saw tidak pernah mengenal dekat ayahnya, tapi beliau malah beberapa kali kehilangan pengganti ayah ketika kehilangan kakek kemudian paman beliau. Allah swt berjanji memberi pengganti pelindung untuk anak yatim. Dan Rasulullah saw mendapatkan itu dari para sahabat beliau.

Alhamdulillah di perantauan ini saya mendapatkan pengganti keluarga dari IMSA. Inspirasi pendiri IMSA 20 tahun lalu salah satunya adalah dari ayat ini. IMSA ingin mempererat jalinan antara Muslimin Indonesia di Amerika. Baik bagi mereka yang memerlukan bantuan dan juga bagi mereka yang mempunyai kelebihan dan bisa membina melalui amalan shadaqah dan kegiatan tarbiyah. IMSA ingin menjadi pengganti orang tua seperti Allah menjadikan Abdul Muthalib dan kemudian Abu Thalib pelindung Nabi saw.

Tradisi mudik di Indonesia di hari raya untuk berkumpul bersama keluarga adalah sesuatu yang unik. IMSA juga ingin menjadi sarana ukhuwah dan silaturahmi pengganti teman dan keluarga. Acara tahunan Muktamar IMSA sudah seperti acara mudik dan reuni. Ribuan peserta berbondongan datang dari seluruh penjuru Amerika untuk melepas rindu dan menyantap berbagai makanan khas di sela-sela program ilmu dan amal.

Seperti halnya orang tua yang menunggu kedatangan anak-anaknya dengan suka cita dan mempersiapkan rumah dan berbagai hidangan lebaran, di balik semua kegiatan IMSA terdapat ratusan orang yang bekerja melakukan persiapan berbulan-bulan sebelumnya. Kemudian ada orang-orang yang bangun dini hari untuk bekerja di dapur menyiapkan sarapan untuk ribuan. Ada yang berdiri melakukan sholat malam bersama. Ada yang sibuk sampai malam memastikan acara berjalan baik dan peserta dapat bermuktamar dengan nyaman.

Semua orang dan semua organisasi pasti mengalami kedua keadaan yang digambarkan di surat ad-Duha berikut:
"dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,
dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan."

Tentunya tidak semua usaha akan berjalan mulus. Tapi petunjuk dan bantuan Allah berikan melalui banyak jalan dan perantara. Ketika kita sudah melewati masa-masa sulit tadi, janganlah lupa pada jasa para perantara tadi. Syukurilah jerih payah dan munajat mereka. Kita adalah ummat yang diajarkan untuk menghormati para pendahulu kita.

We stand on the shoulder of giants. Kita tampak tinggi karena berdiri di atas gunung keberhasilan pendahulu kita. Capian kita sendiri sangatlah kecil dan tidak akan terlihat. Beberapa pendahulu bahkan sudah meninggalkan dunia ini. Hanya dengan rahmatNyalah, berdatangan dan muncul terus generasi baru dan pengganti. Kita terus mendoakan agar amalan mereka diterima oleh Allah swt dan meneruskan hasil perjuangan mereka sehingga menjadi amal jariyah yang tidak ada putus-putusnya.

Eid Mubarak! Di hari yang mulia ini kita ingat bahwa semua kebahagiaan kita adalah karena berbagai keberuntungan yang diberikan Allah kepada kita melalui berbagai jalan dan perantara.